Sabtu, 29 November 2014

LEMPAR LEMBING

                                                              LEMPAR LEMBING


Lempar lembing adalah salah satu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang yang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya.
Cara Memegang Lembing
Cara memegang lembing yang baik dan efektif merupakan salah satu kunci penentu hasil lemparan. Kalau dilihat pada struktur lembing, maka akan terlihat lilitan tali pada lembing sebagai tempat pegangan yang dianjurkan, karena pada sekitar itu terdapat titik berat lembing yang diprediksikan paling efektif untuk memegang lembing. Cara memegang lembing ada tiga macam yaitu: pegangan cara Amerika (American Style), cara Firlandia (Firlandia Style), cara Jepit Tang (Tank Style). Lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini.
 
 
Cara Membawa Lembing. 


Cara apapun bisa dilakukan untuk membawa lembing, asalkan tidak mengganggu kecepatan berlari”. Jadi dalam membawa lembing yang sering biasa dilakukan para pelempar adalah lembing berada di atas pundak maupun bahu dengan posisi mata lembing serong ke atas, maupun serong ke bawah dan posisi mendatar dalam posisi tersebut otot-otot sekitar bahu dan tangan terasa rileks. Ada juga yang membawa lembing dengan posisi lembing di samping badan, tangan lurus ke belakang sehingga tidak mendapat kesulitan untuk mengambil sikap-sikap selanjutnya. Namun sedikit hambatan untuk mendapat kecepatan awalan yang optimal.
Cara Awalan Lari Lempar lembing.
 
Awalan adalah gerakan permulaan dalam melempar lembing. Awalan  dilakukan dengan cara langkah dan lari menuju ke batas tolakan. Awalan lari merupakan bagian yang pertama guna membangun kecepatan gerak yang diperlukan dalam lemparan. 
Awalan lari, pelempar berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak menghadap ke atas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis paralel dengan tanah. Bagian terakhir awalan terdiri dari langkah silang atau sering di sebut dengan “cross steps”. Pada bagian awalan-akhir ini kita mengenal beberapa cara, di antaranya: 
a). Dengan jingkat (hop-steps), 
b). Dengan langkah silang di depan (cross-steps), 
c). Langkah silang di belakang (rear cross-steps). Sedangakan mengenai panjang awalan seperti dikemukakan Ballesteros (1993:117) bahwa “Panjang lintasan awalan harus tidak lebih dari 36.50 m dan tidak kurang dari 30 m, harus diberi tanda dengan dua garis paralel 4 m terpisah dan lebar garis 5 cm"
             
Peralihan (cross steps),  saat kaki kiri diturunkan, kedua bahu diputar berlahan-lahan ke arah kanan, lengan kanan mulai bergerak atau diluruskan ke arah belakang, dan disini secara berlahan-lahan titik pusat gravitasi turun yang sebelumnya meningkat selama melakuakan awalan lari. Perputaran bahu dan pelurusan lengan yang membawa lembing ke arah belakang diteruskan tanpa terputus dan bergerak terus hingga melewati atas kaki kiri, dan ini menghasilkan kecondongan tubuh bagian atas ke belakang. Perputaran kedua bahu ke kanan membuat pilinan di antara tubuh bagian atas dan bagian bawah serta meninggalkan lembing dengan baik di belakang badan. Pandangan kedua mata selalu lurus kedepan. Ketika tungkai kanan mendarat dalam posisi setengah ditekuk diakhir langkah silang (cross steps), angkatlah tumit kanan saat lutut bergerak maju, dan bukalah kedua tungkai dengan cara melangkahkan kaki kiri selebar mungkin ke depan dan diinjakkan sedikit ke arah kiri. Kedua bahu tetap menghadap ke samping dan pastikan lembing masih dipegang dengan baik di belakang dengan tangan yang membawa lembing tetap berada setinggi bahu. Pergelangan tangan dijaga agar tetap ditekuk dan telapak tangan menghadap atas agar ekor lembing tidak kenak tanah. Selama pergerakan ini lengan kiri dilipat menyilang dada.
  
Fase akhir, Ketika kaki kiri di turunkan di posisi akhir lemparan, pemutaran kedua pinggul ke depan dimulai, ditandai oleh sebuah putaran ke dalam kaki kanan dan lutut dilanjutkan dengan pelurusan tungkai. Segera bahu kiri dibuka, siku kanan diputar ke arah luar atas dan lembing diluruskan di atas lengan dan bahu. Kaki kiri ditekan ke tanah disusul kemudian dengan memutar kaki kanan ke dalam dan meluruskannya sambil lutut kanan turut diluruskan sehingga menghasilkan sebuah posisi membusur dari badan dan meregang kuat bagian otot depan.
 
Cara Melempar Lembing

              

Pada saat lembing akan dilemparkan dari atas kepala, lembing dibawa kebelakang dengan tangan lurus diputar kedalam, badan direbahkan kebelakang dengan lutut kaki kanan, kemudian bersamaan dengan membengkokkan siku. Lembing dibawa secepat-cepatnya keatas kepala, pinggul didorong ke depan dan lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dari atas kepala kedepan sehingga tangan lurus dan dibantu dengan menolakkan kaki kanan sekuatnya dan melonjakkan badan kedepan, kemudian lembing dilepaskan pada saat lurus dan jari-jari tangan mendorong pangkal lilitan tali lembing.
 
Cara Melepaskan Lembing
            
Gerakan pelepasan lembing adalah gerakan penting untuk suatu lemparan yang baik, bahwa bahu, lengan atas, dan tangan bergerak berurutan. Mula-mula bahu melempar secara aktif di bawa kedepan dan lengan pelampar diputar, sedangkan siku mendorong ke atas. Pelepasan lembing itu terjadi di atas kaki kiri, lembing lepas dari tangan pada sudut lemparan kira-kira 45 derajat dengan  suatu gerakan seperti ketapel dari lengan bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah, pada waktu lembing lepas terjadi pada suatu garis lurus dari pinggang ke tangan pelempar yang hanya sedikit keluar garis vertikal, sedangkan kepala dan tubuh condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan memblok selama pelepasan lembing
Pelepasan Lembing.

Saat melempar lembing diperlukan keseimbangan badan untuk mempertahankan posisi tubuh ketika melempar agar tidak terbawa ke depan yang dapat mengakibatkan diskwalifikasi. Tubuh mengupayakan untuk menjaga keseimbangan dengan memusatkannya pada satu kaki tumpuan, keseimbangan dipengaruhi oleh letak segmen-segmen anggota tubuh. Ketika hendak melempar lembing maka moment gaya juga harus kita perbesar sebab semakin besar moment gaya maka gaya yang dihasilkan juga akan semakin besar, sehingga dapat menghasilkan lemparan yang jauh. Semakin besar power kita dalam melempar maka akan semakin besar pula kecepatan benda tersebut. 
 
Sikap Badan Setelah Melempar Lembing
                         
 Setelah kaki kanan di tolakkan keatas dan kedepan mendarat kaki diangkat kebelakang lemas lalu badan agak miring dan condong kedepan kaki kiri ke belakang lemas kemudian tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di bawah dekat keperut dan tangan kiri lemas kebelakang sehingga pandangan kearah jalannya lembing sampai jatuh.

LARI ESTAFET

                                                                      LARI ESTAFET



Teknik Lari Estafet
Perlombaan dalam olahraga estafet adalah 4 x 100 m dan 4 x 400 m. Dalam estafet yang diukur adalah waktu tongkat enelilingi lintasan, bukan waktu lari dari atlet yang membawa tongkat estafet (Permana, 2008: 13). Pada 4 x 100 cara yang biasa dalam memindahkan tongkat estafet adalah dimana pelari tidak perlu memindahkan tongkat ke lain tangan sehingga pelari pertama membawa tongkat pada tangan kanan, pelari kedua menerimanya dengan tangan kiri, diberikan kepada pelari ketiga  dan diterima dengan tangan kanan, dan kemudian memberikannya ke tangan kiri pelari terakhir. Jadi, pelari estafet yang lari ditikungan membawa tongkat itu di tangan kanannya, dan berlari mepet lintasan dalam menempuh jalur yang radiusnya kecil. Sedangkan pelari yang lari dilintasan luas membawa tongkatnya pada tangan kiri. Untuk lari 4 x 400 m dapat dilakuakan permindahan tongkat dari tangan kiri ke tangan kanan atau sebaliknya.
Pada saat pelari yang menginjak check atau tanda yang dipasang (kurang lebih 9 m) maka pelari yang akan berangkat harus memulai bergerak dan pemberian serta penerimaan tongkat harus terjadi dalam daerah pergantian tongkat dalam kecepatan tinggi dari kedua pelari. Pergantian tongkat biasanya terjadi bila pelari yang datang memberikan isyarat atau kata, tetapi juga dapat dikerjakan pada akhir jumlahya langkah yang ditentukan sebelumnya dan tanpa suara.
Menurut Basuki (1979: 83) pergantian tongkat dilakukan dengan dua cara:
-          Tanpa melihat (non-visual atau blind pass)
Pada cara ini penerima tongkat estafet tidak meneloh ke belakang (kepada pemberi tongkat). Cara ini digunakan pada 4 x 100 m
-          Dengan melihat (visual atau sight pass)
Pada cara ini penerima tongkat estafet menoleh kebelakang, melihat pemberi tongkat. Cara ini digunakan untuk 4 x 400 m.
Posisi tangan saat menerima tongkat, yaitu:
-          Pergantian keatas, si penerima memasang tangannya dalam bentuk suatu lengkungan dan telapak tangan menghadap ke tanah.
-          Pergantian kebawah, telapak tangan si penerima menghadap ke atas (cara yang disarankan).
1)        Pergantian tongkat cara non visual untuk 4 x 100 m
Penerima membuat tanda pada lintasan sebagai pedoman saat yang tepat untuk melakukan start bila pemberi tongkat telah datang. Tanda ini terletak pada tempat kira-kira 15-20 panjang tapak kakinya sendiri dari tempat ia berdiri. Tempat berdiri ini boleh pada garis awal daerah pergantian, boleh pada tempat 10 m sebelumnya.
Penerima memperhatihan dengan sungguh tanda (checkmark), tepat pada saat pemberi sampai pada tanda tersebut, secepatnya ia melakukan start dengan kecepatan setinggi-tingginya tanpa menoleh kebelakang. Setelah mendengar teriakan atau panggilan untuk menerima tongkat dari pemberi tongkat, ia mengulurkan tangannya jauh kebelakang tanpa mengurangi kecepatan lari. Cara pergantian tongkat estafet dapat dilihat pada gambar 2. Jika pemberi tongkat memberikan dengan tangan kiri, maka penerima menggunakan tangan kanan dan larinya disisi kiri dari lintasan, dan sebaliknya.
Pelari yang memberikan tongkat, menjatuhkan tangannya ke depan tanpa mengganggu gerakan kecepatan larinya, sedangkan si penerima mengerakkan tangannya ke belakang setengah bengkok dengan ibu jari menunjuk ke arah badan dan jari-jari lainnya rapat jauh terlepas dari ibu jari. Lengan terpisah dari tubuh sedangkan tangan tidak diangkat terlalu tinggi.
Kedua pelari harus tidak berlari terlalu berdekatan. Pelari pertama berlari kurang lebih 105m, pelari ke-dua kurang lebih 125m, pelari ke-tiga kurang lebih 125m dan pelari terakhir kurang lebih 120m. Pergantian tongkat terakhir harus dilakukan dekat dengan batas akhir daerah pergantian.
2)        Pergantian tongkat estafet cara visual
Penerima melihat kedatangan pelari yang akan memberikan tongkat dengan memperhatikan kecepatan dengan sebaik-baiknya. Cara pergantian tongkat dapat dilihat pada gambar 4. Pada saat pemberi datang segera melakukan start dengan kecepatan yang disesuaikan dengan kecepatan pemberi sambil mengulurkan tanggannya kebelakang untuk menerima tongkat. Penerima tongkat berlangsung sebelum pelari melampaui jarak 10 m sesudah garis permulaan daerah pergantian.
Pelari pertama lari pada pada lintasannya masing-masing. Pelari kedua masih lari pada lintasannya sendiri melewati tikungan sampai tanda pada bagian lurus, lalu pelari dibebaskan untuk menempati lintasan paling dalam. Pelari ketiga dan keempat bebas (sebaiknya lari pada lintasan paling dalam)
3)        Latihan teknik
-          Empat atlet berdiri berbanjar dan memberikan tongkat dari atlet yang dibelakag kedepan, dengan cara yang benar (panggil, lihat, berikan) dalam urutan ini.
-          Lakukan kegiatan sebelumnya dengan di tambah berjalan dengan jarak jangan terlalu dekat dengan yang lain serta lari kecil kemudian lebih cepat.
-          Pergantian tongkat antara kedua pelari, satu badan lintasan lurus yang lain di tikungan, pelari penerima menunggu di tempat yang betul, pelari yang datang start dari tempat kurang lebih 40m di belakang.
-          Lakukan yang sebelumnya tetapi di atur seperti suatu perlombaan.
(1)      Cara memegang tongkat 
Berbaris berbanjar menjadi beberapa kelompok, secara bergantian memegang tongkat, dimulai dari depan sampai belakang, tongat dipegang pada ujung bawah.
(2)      Posisi tangan ketika menerima dan memberi tongkat
Berbaris berbanjar yang dibagi menjadi beberapa kelompok melatih posisi tangan pada saat memberi dan menerima tongkat estafet, pertama dilakukan secara visual yaitu posisi melihat tongkat saat menerima tongkat, dan yang kedua dilakukan secara non visual yaitu posisi tidak melihat tongkat saat menerima tongkat.
(3)      Cara memberi dan menerima tongkat
-     Berbaris berbanjar dibagi menjadi beberapa kelompok berada dalam satu lintasan. Posisi tetap pada lintasan (diam), berjarak kira-kira setengah meter.
-     Pelari pertama berada di sisi kiri lintasan, pelari kedua di sisi kanan lintasan, pelari ketiga di sisi kiri, dan pelari ke empat di sisi kanan (zig zag).
-     Pelari dibelakang adalah pelari pertama yang memegang tongkat berada di sebelah kanan, di berikan kepada pelari kedua yang menerima dengan tangan kiri, pelari kedua memberikan pada pelari ketiga yang menerima dengan tangan kanan, dan pelari ketiga memberikan pada pelari keempat yang menerima dengan tangan kiri.
-     Dilakukan secara visual dan non visual.
-     Setelah dilakukan dengan jarak setengah meter, kemudain di tingkatkan menjadi 1 meter, 2 meter, dan seterusnya
(4)      Cara menerima dan memberi tongkat dengan berjalan secara bersama-sama

-     Berbaris berbanjar yang dibagi menjadi beberapa kelompok. Pelari berada dalam satu lintasan.
-     Pelari pertama berada di sisi kiri lintasan, pelari kedua di sisi kanan lintasan, pelari ketiga di sisi kiri, dan pelari ke empat di sisi kanan (zig zag).
-     Pelari dibelakang adalah pelari pertama yang memegang tongkat berada di sebelah kanan, di berikan kepada pelari kedua yang menerima dengan tangan kiri, pelari kedua memberikan pada pelari ketiga yang menerima dengan tangan kanan, dan pelari ketiga memberikan pada pelari keempat yang menerima dengan tangan kiri.
-     Pelari berjalan secara bersama-sama.
-     Dengan posisi berjalan kedepan, pelari pertama (pelari paling belakang) memberikan aba-aba (isyarat) kepada pelari didepannya untuk menerima tongkat.
-     Setelah pelari keempat (pelari paling depan) menerima tongkat, tongkat tersebut diletakkan di lintasan, kemudian diambil oleh pelari paling belakang untuk melanjutkan lagi.
-     Dilakukan secara visual dan non visual
(5)      Cara menerima dan memberi tongkat dengan jogging bersama-sama
-     Setelah melakukan tahap diatas dapat dilakukan, maka langkah selanjutnya dapat dilaksanakan dengan jogging.
    Peraturan-peraturan dalam lari estafet
Sebagai salah satu cabang olahraga atletik, lari estafet memiliki peraturan tersendiri yang harus ditaati.
Berikut ini peraturan perlombaan atletik untuk nomor lari estafet.
1)        Tongkat estafet
(1)      Memiliki rongga dengan panjang 28–30 cm, berat 50 gram, dan bergaris tengah 38 mm.
(2)      Tongkat estafet harus dibuat dari pipa halus berlubang di tengah,terbuat dari kayu atau metal atau bahan lainnya.
(3)      Tongkat estafet harus berwarna agar mudah dilihat dari kejauhan selama dibawa lari.
(4)      Tongkat harus dibawa ditangan selama lomba.
(5)      Dalam semua lari estafet, tongkat estafet harus diberikan dari tangan ke tangan didalam zona pergantian tongkat.
2)        Panjang lintasan pergantian tongkat estafet adalah 20 meter dengan lebar 1,20 meter.
3)        Pada lomba lari estafet 4 × 100 meter
(1)      Pelari pertama menggunakan start jongkok, pelari kedua, ketiga, dan keempat menggunakan start melayang.
(2)      Panjang lintasan ditambah 10 meter. Lintasan ini disebut prazona, yaitu suatu lintasan di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi tidak terjadi pergantian tongkat.
(3)      Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing walaupun tongkat sudah diberikan kepada pelari berikutnya.
(4)      Cara menempatkan pelari sebagai berikut.
a.    Pelari ke-1 ditempatkan di daerah start pertama dengan lintasan di
tikungan.
b.    Pelari ke-2 ditempatkan di daerah start kedua dengan lintasan lurus.
c.    Pelari ke-3 ditempatkan di daerah start ketiga dengan lintasan di tikungan.
d.   Pelari ke-4 ditempatkan di daerah start keempat dengan lintasan lurus dan berakhir di garis finish.
4)        Pada lomba lari estafet 4 x 400 meter
(1)      Garis selebar 5 cm harus ditarik melintang lintasan guna memberi tanda jarak tahapan lari dan menunjukan suatu batas.
(2)      Garis 5 cm yang harus dibuat melintang pada 10 m sebelum garis lari tersebut guna menunjukkan lokasi zona pergantian tongkat dimana harus dimasukkan dalam pengukuran zona pergantian tersebut.
(3)      Lari putaran pertama hingga ke empat, harus pada lintasan terpisah atau masing-masing sepanjang 100 m dari batas start.
(4)      Pada pergantian tongkat pertama yang dilakukan oleh si atlet pelari tetap ada pada lintasan masing-masing sesuai dengan urutan yang ditentukan saat di lapangan dengan melihat siapa yang terlebih dahulu melewati jarak 200 m saat akan masuk tikungan kedua dalam lintasan. Pelari kedua tidak diizinkan mulai berlari di luar daerah zona pergantian tongkatnya dan harus mulai start dari dalam zona ini. Begitu juga bagi pelari ke tiga dan ke empat harus mulai berlari dari dalam zonanya sendiri.
(5)      Pelari kedua boleh meinggalkan lintasan segera setelah mereka melewati tanda keluar tikungan pertama 100 m dari garis start yang diberi tanda dengan garis 5 cm lebar melintang lintasan dan dengan sebuah bendera setinggi 1,5 m ditempatkan di setiap sisi lintasan.
(6)      Pelari pertama menggunakan start jogkok, pelari kedua, ketiga, dan keempat menggunakan start melayang.
5)        Check mark
Apabila estafet dilarikan pada jalur yang terpisah, pelari boleh memasang tanda pada lintasan pada jalurnya sendiri, dengan menempelkan pita rekat pada lintasannya sendiri, tetapi bukan dengan kapur atau bahan lain. Untuk lintasan gravel atau rumput, pelari boleh membuat tanda dengan menggores lintasan pada jalurnya sendiri. Tidak boleh menggunakan tanda-tanda yang lain.